PERPISAHAN...
Adakah yang membuat pertemuan terasa sangat berarti selain datangnya perpisahan? Adakah sesuatu yang membuat segala yang telah dilalui menjadi memori indah selain datangnya perpisahan?Adakah rasa sesal yang begitu dalam saat diri belum sempat membalas kebaikannya dan melaksanakan rencana yang telah disusun bersama selain datangnya perpisahan? Adakah luka yang begitu dalam saat diri telah melukainya dan belum sempat mengobatinya selain datangnya perpisahan? Adakah yang lebih menyedihkan disaat harus mengakhiri kebersamaan selain datangnya perpisahan? Adakah yang membuat seperti terasa ada yang kurang saat ada yang tak lagi disini selain datangnya perpisahan? Adakah yang membuat airmata menetes, bibir tertutup rapat karena tak sanggup berkata meski sekedar ucapan ‘selamat jalan’, selain datangnya perpisahan? Adakah yang membuat diri terkenang akan seluruh hal sekecil apapun yang pernah dilalui bersama selain datangnya perpisahan?
Semuanya terasa begitu berarti. Meski hanya sekedar suara ketukan pintu atau suara alarm di sepertiga malam untuk membangunkan, atau untaian kalimat-kalimat hikmah yang kau sampaikan menjelang tidurnya. Masih ingatkah kau saat dia rela tak berselimut karena tidak tega melihatmu kedinginan dan digigit nyamuk. Dikala makanan di rumah yang tersisa satu porsi sedangkan masih ada yang belum makan, diapun menunggu sampai kau datang. Saat kau datang dan dia telah ketiduran karena menunggumu, kaupun tak tega membangunkannya. Dan demi mengutamakan yang lainnya kalian tidur dalam lapar semua. Karena kalian khawatir, saat bangun nasi sudah tak ada. Saat sakit menghampiri, tanpa dimintapun dengan setulus hati sahabat itu mengobati. Mungkin hanya sekedar memasakkan air hangat, atau bubur atau membawa ke puskesmas, semuanya dilakukan tanpa mengharap balasan. Karena dia lakukan semuanya untuk tujuan yang satu, ridlo Allah. Rasulullah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman, “Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?Pada hari ini Aku memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” (HR. Muslim)
Perhatikanlah dia…senyum itu kembali menghiasi bibirnya saat menyaksikanmu bahagia Meski masih tersisa gurat kesedihan karena kau harus pergi meninggalkannya. Namun kesedihan itu tiada artinya dan segera terhapus saat tawamu tak lagi tertahan dan senyummu tak lagi dipaksakan. Lihatlah dia saat melihatmu rapuh dan sedih, airmatanyapun menetes. Berharap tiap butirannya dapat menghapus lukamu dengan ijin-Nya dan berharap sedikit mengurangi bebanmu karena kamu tak sendiri dalam menanggungnya dan dia telah kembali terenyum dan tertawa menyaksikanmu bahagia. Diapun tak lupa menyertakanmu dalam bait-bait doa di tiap sujudnya,agar pertemuan abadi itu bukan romantisme belaka. Agar persahabantan ini tak hanya di dunia tapi di akhirat sana. Di surga yang luasnya seluas bumi dan langit….Hanya orang sepertimu yang dapat membuatnya tersenyum dan meneteskan airmata dalam waktu yang bersamaan. Pernahkah kau merasa bahwa dirimu begitu memberi arti dalam hidupnya, menempati sebagian besar ruang hatinya. Kau telah menjadi energi bagi dia untuk terus melangkah menapaki hari-harinya. Menjadi riak-riak kecil kala sepinya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar